Masyarakat luar mengenal Malang sebagai kota pendidikan yang dingin,
ideal untuk belajar dan menjadi tempat jujugan yang tepat bagi
pelajar/mahasiswa dari berbagai penjuru apapun motivasi yang mendorong
mereka. Keadaan Malang yang selalu kondusif menunjang sekali untuk hal
tersebut.
Namun ada juga yang perlu diperhatikan selain sekedar kesejukan dan citranya sebagai pusat pendidikan. Malang sendiri mempunyai beberapa kesenian khas yang bisa diangkat sebagai potensi budaya masyarakat Malang. Selain kesenian topeng Malangan yang cukup populer, Malang juga mempunyai satu lagi kesenian khas yang tidak sering-sering ditampilkan didepan umum, namun menjadi tetenger khas kota Malang dan sekitarnya.
Kesenian itu disebut sebagai Tari Beskalan Putri. Tarian ini dipercaya berawal pada tahun 1930an saat kesenian Ludruk berkembang pesat dikawasan ini. Konon kata ‘Beskalan’ berasal dari kata ‘Bakalan’ yang pada masa lalu dipertunjukkan dijalanan seperti pengamen. Pada mulanya kesenian ini ditarikan oleh laki-laki yang memakai baju perempuan, namun kini sudah banyak perempuan yang menarikan jenis tarian ini.
Tarian ini sebenarnya hampir serupa dengan Tari Ngremo, dan jenis ngremo putripun (termasuk gaya Beskalan) banyak dikenal diberbagai wilayah di Jawa Timur. Namun yang paling banyak dikenal adalah Ngremo Putri gaya Malangan yang berbeda dengan jenis-jenis Ngremo lainnya.
Dari segi busana, Tari Beskalan Putri atau sering disebut Ngremo Putri Malangan seperti memadukan gaya busana penari Gambyong dengan penari Topeng Malangan, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
Hiasan Kepala
Rambut ditata dengan dipasangi sanggul (cemara) dan dihias dengan cundhuk menthul yang kadang dihias dengan melati.
Busana
Memakai kemben yang dipadu dengan ilat-ilatan, selendangpun juga menjadi hiasan utama karena tarian ini banyak memainkan selendang.
Bawahan
Bawahan penari Beskalan Putri sangat serupa dengan bawahan penari topeng Malangan, ditambah dengan kaus kaki putih (tari-tarian khas belahan Timur Jawa Timur banyak menggunakan kaus kaki putih) dan gongseng (semacam kerincing yang dipasang dikaki berfungsi sebagai ritma saat kaki dihentakkan).
Gerakan
Pada dasarnya Beskalan Putri Malangan serupa dengan Ngremo, lincah dan dinamis, namun lebih feminin dikarenakan pencitraan tari yang merupakan tarian perempuan. Anggun namun trengginas.
Musik pengiring
Pada awalnya Beskalan diiringi dengan alat musik sederhana, termasuk diantaranya jidor. Namun kini diiringi gamelan Jawa lengkap dengan laras Slendro yang jadi ciri khas gamelan ala Jawa Timuran.
Pada mulanya tarian ini ditampilkan dijalan-jalan, kemudian menjadi bagian pembuka saat pementasan Ludruk. Dalam tradisinya juga, penari beskalan atau ngremo putri ini juga dalam istilahnya menyanyikan tembang-tembang permulaan pada saat Ludruk belum dimulai. Penarinya bisa satu, atau bahkan lebih, tergantung situasi dan kondisinya.
Kinipun tarian itu masih bertahan, kadang ditampilkan sebagai tarian penyambut tamu. Malah seharusnya pemerintah Malang Raya memberi perhatian besar kepada jenis tarian ini, dikarenakan kekhasannya yang berbeda dengan Tari Ngremo laki-laki (kini tari inipun lebih banyak ditampilkan penari perempuan dibanding laki-laki sendiri, sedangkan Beskalan masih banyak ditarikan oleh laki-laki yang berdandan perempuan), dan seharusnyapun bisa dijadikan tarian penyambut tamu di dinas-dinas pemerintahan Malang secara berkesinambungan.
Agar, misalnya Jakarta dikenal dengan Tari Yapongnya, Jawa Tengah dikenal dengan Gambyongnya, Surabaya dikenal dengan Ngremonya, Bali dikenal dengan tari Legong, bagaimana dengan Malang? Tentunya Beskalan Putri itu yang pantas diangkat, ditengah gelombang ajeb-ajebisasi yang makin membuat generasi muda lupa dengan kesenian khas leluhur sendiri.
Namun ada juga yang perlu diperhatikan selain sekedar kesejukan dan citranya sebagai pusat pendidikan. Malang sendiri mempunyai beberapa kesenian khas yang bisa diangkat sebagai potensi budaya masyarakat Malang. Selain kesenian topeng Malangan yang cukup populer, Malang juga mempunyai satu lagi kesenian khas yang tidak sering-sering ditampilkan didepan umum, namun menjadi tetenger khas kota Malang dan sekitarnya.
Kesenian itu disebut sebagai Tari Beskalan Putri. Tarian ini dipercaya berawal pada tahun 1930an saat kesenian Ludruk berkembang pesat dikawasan ini. Konon kata ‘Beskalan’ berasal dari kata ‘Bakalan’ yang pada masa lalu dipertunjukkan dijalanan seperti pengamen. Pada mulanya kesenian ini ditarikan oleh laki-laki yang memakai baju perempuan, namun kini sudah banyak perempuan yang menarikan jenis tarian ini.
Tarian ini sebenarnya hampir serupa dengan Tari Ngremo, dan jenis ngremo putripun (termasuk gaya Beskalan) banyak dikenal diberbagai wilayah di Jawa Timur. Namun yang paling banyak dikenal adalah Ngremo Putri gaya Malangan yang berbeda dengan jenis-jenis Ngremo lainnya.
Dari segi busana, Tari Beskalan Putri atau sering disebut Ngremo Putri Malangan seperti memadukan gaya busana penari Gambyong dengan penari Topeng Malangan, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
Hiasan Kepala
Rambut ditata dengan dipasangi sanggul (cemara) dan dihias dengan cundhuk menthul yang kadang dihias dengan melati.
Busana
Memakai kemben yang dipadu dengan ilat-ilatan, selendangpun juga menjadi hiasan utama karena tarian ini banyak memainkan selendang.
Bawahan
Bawahan penari Beskalan Putri sangat serupa dengan bawahan penari topeng Malangan, ditambah dengan kaus kaki putih (tari-tarian khas belahan Timur Jawa Timur banyak menggunakan kaus kaki putih) dan gongseng (semacam kerincing yang dipasang dikaki berfungsi sebagai ritma saat kaki dihentakkan).
Gerakan
Pada dasarnya Beskalan Putri Malangan serupa dengan Ngremo, lincah dan dinamis, namun lebih feminin dikarenakan pencitraan tari yang merupakan tarian perempuan. Anggun namun trengginas.
Musik pengiring
Pada awalnya Beskalan diiringi dengan alat musik sederhana, termasuk diantaranya jidor. Namun kini diiringi gamelan Jawa lengkap dengan laras Slendro yang jadi ciri khas gamelan ala Jawa Timuran.
Pada mulanya tarian ini ditampilkan dijalan-jalan, kemudian menjadi bagian pembuka saat pementasan Ludruk. Dalam tradisinya juga, penari beskalan atau ngremo putri ini juga dalam istilahnya menyanyikan tembang-tembang permulaan pada saat Ludruk belum dimulai. Penarinya bisa satu, atau bahkan lebih, tergantung situasi dan kondisinya.
Kinipun tarian itu masih bertahan, kadang ditampilkan sebagai tarian penyambut tamu. Malah seharusnya pemerintah Malang Raya memberi perhatian besar kepada jenis tarian ini, dikarenakan kekhasannya yang berbeda dengan Tari Ngremo laki-laki (kini tari inipun lebih banyak ditampilkan penari perempuan dibanding laki-laki sendiri, sedangkan Beskalan masih banyak ditarikan oleh laki-laki yang berdandan perempuan), dan seharusnyapun bisa dijadikan tarian penyambut tamu di dinas-dinas pemerintahan Malang secara berkesinambungan.
Agar, misalnya Jakarta dikenal dengan Tari Yapongnya, Jawa Tengah dikenal dengan Gambyongnya, Surabaya dikenal dengan Ngremonya, Bali dikenal dengan tari Legong, bagaimana dengan Malang? Tentunya Beskalan Putri itu yang pantas diangkat, ditengah gelombang ajeb-ajebisasi yang makin membuat generasi muda lupa dengan kesenian khas leluhur sendiri.
Sumber : Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar